Mata uang Rupiah memulai perdagangan hari ini dengan kuat, terbuka pada level Rp15.668 per dolar AS, menanggapi keputusan Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuan federal fund rate (FFR) pada kisaran target 5,25% – 5,5%.
Rupiah mengalami kenaikan sebesar 0,35% atau 55 poin menjadi Rp15.668 per dolar AS, sementara indeks dolar AS mengalami penurunan sebesar 0,17% menjadi 102,870. Mayoritas mata uang Asia juga mengalami penguatan terhadap dolar AS, dengan yen Jepang menguat 0,50% dan dolar Singapura menguat 0,18%.
Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), mengundang perhatian dari pasar terkait potensi sikap hawkish bank sentral terhadap penurunan suku bunga tahun ini.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan fluktuasi mata uang Rupiah namun ditutup melemah dalam kisaran Rp15.710 – Rp15.780 per dolar AS. Pedagang mengkhawatirkan potensi sikap hawkish dari bank sentral AS, mengingat inflasi yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan dalam beberapa bulan terakhir, khususnya setelah konferensi pers dengan Ketua Fed Jerome Powell.
Di sisi lain, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur Maret (RDG) 2024, menunjukkan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah dan mengendalikan inflasi sesuai dengan target pada tahun 2024.
Sebelumnya, konsensus analis memperkirakan suku bunga acuan akan tetap bertahan pada level 6%, dan keputusan tersebut konsisten dengan kebijakan BI sebelumnya dalam mempertahankan suku bunga acuan selama 4 bulan terakhir.
+ There are no comments
Add yours