Pada Kamis (14/3/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke posisi Rp15.578. Hal ini terjadi setelah data inflasi AS menunjukkan peningkatan, dengan rupiah melemah 3 poin atau 0,02%. Di sisi lain, dolar AS terpantau menguat tipis sebesar 0,01%, mencapai posisi 102,79 dalam indeks dolar AS.
Pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong, menyarankan bahwa dolar AS memiliki potensi untuk menguat setelah data inflasi AS menunjukkan peningkatan. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) di AS mencapai 3,2% YoY pada Februari 2024, melampaui ekspektasi konsensus sebesar 3,1% YoY. Secara bulanan, inflasi juga sesuai dengan ekspektasi konsensus, yaitu 0,4% MoM. Lukman Leong memperkirakan rupiah berpotensi terkoreksi dengan rentang pergerakan antara Rp15.500 hingga Rp15.650.
Prediksi terkait pelemahan rupiah sebagian besar disebabkan oleh memburuknya neraca perdagangan Indonesia akibat peningkatan impor, terutama barang-barang konsumsi menjelang Ramadan. Surplus perdagangan Indonesia turun ke level terendah, dipicu oleh impor yang lebih tinggi menjelang Ramadan.
Para ahli strategi Bank of America menilai bahwa prospek jangka pendek rupiah cenderung melemah, terutama karena impor musiman yang meningkat dan rendahnya konversi ekspor akibat penguatan dolar AS. Mereka memperkirakan bahwa kondisi ini akan berlanjut dalam satu bulan ke depan, terutama dengan mulai dibagikannya dividen oleh emiten Tanah Air yang diperkirakan akan mendorong investor asing untuk menarik dana sebesar US$2,4 miliar dalam beberapa bulan mendatang.
+ There are no comments
Add yours