Mata uang rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,16% atau 25 poin, mencapai posisi Rp15.623 per dolar AS, berdasarkan data Bloomberg pukul 09.05 WIB. Meskipun terjadi koreksi pada akhir pekan lalu, rupiah tetap menunjukkan ketahanan relatif.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya cenderung melemah terhadap dolar AS, seperti dolar Singapura, won Korea, dan peso Filipina. Namun, beberapa mata uang seperti yen Jepang, dolar Hongkong, dan ringgit Malaysia masih menunjukkan kestabilan atau menguat tipis.
Prospek kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dianggap sebagai sinyal negatif bagi pasar Asia. Dapat disimpulkan bahwa kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko tinggi dan rendah semakin menyempit, sehingga sebagian besar mata uang regional diperdagangkan lebih rendah.
Bank Indonesia (BI) mencatat surplus sebesar US$8,6 miliar pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal IV/2023, memberikan dukungan pada ketahanan eksternal Indonesia. Transaksi modal dan finansial juga mencatat perbaikan signifikan, terutama dari aliran investasi portofolio yang masuk ke pasar keuangan domestik.
Kurs dolar AS di beberapa bank Indonesia pada hari ini, Senin (26/2/2024), menunjukkan variasi. Bank Central Asia (BCA) menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.625 dan harga jual sebesar Rp15.645 berdasarkan e-rate. Sedangkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) menetapkan harga beli dan jual dolar AS pada pukul 08.52 WIB masing-masing sebesar Rp15.565 dan Rp15.655 untuk e-rate, dengan harga beli TT counter sebesar Rp15.495 dan harga jual Rp15.745 per dolar AS.
+ There are no comments
Add yours