Di tengah antisipasi pelaku pasar terhadap pengumuman data cadangan devisa (cadev) Bank Indonesia pagi ini, Rupiah tampaknya akan menguat terhadap Dolar AS. Pelaku pasar tampaknya mengambil sikap “wait and see” untuk menanggapi data cadev BI yang akan segera diumumkan, karena mata uang Rupiah diperdagangkan dengan stabil dan menunjukkan sedikit kenaikan terhadap Dolar AS.
Reaksi pasar terhadap data cadangan devisa sangat penting untuk menilai kestabilan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, reaksi pasar terhadap data ini dapat menunjukkan arah pergerakan Rupiah ke depan. Namun, situasi ekonomi global, kebijakan moneter bank sentral, dan persepsi pasar umum adalah beberapa sumber lain yang dapat memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Para analis memperhatikan berbagai faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi nilai tukar Rupiah dalam jangka pendek dan panjang saat pengumuman data Cadev BI. Mereka juga mengawasi pasar dengan cermat.
rupiah dibuka menguat 0,06% di angka Rp15.715/US$. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi kemarin pada tanggal 6 Februari 2024 sebesar 0,16%. Sebagai catatan, cadev melonjak menjadi US$146,4 miliar pada Desember 2023 dari US$138,1 miliar pada November 2023. Kendati demikian, kenaikan utama cadev pada Desember lebih disebabkan karena ada penarikan utang luar negeri.
Selain itu, Minggu terakhir kampanye dalam dalam pemilihan presiden (pilpres) sebelum masa tenang yang dimulai pada tanggal 11 hingga 13 Februari 2024. Pasar masih khawatir tentang kemungkinan konflik politik yang signifikan menjelang akhir kampanye ini. Investor asing mungkin tidak senang dengan keadaan di tanah air jika politik semakin memanas. Dimungkinkan pelemahan rupiah sebagai akibat dari tekanan jual di pasar keuangan domestik.
+ There are no comments
Add yours