Rupiah kembali dibuka melemah ke posisi Rp15.517 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (4/1/2023). Sejumlah data ekonomi AS mendorong dolar yang kemudian menekan rupiah. Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah melemah 0,17% atau 26,50 poin ke level Rp15.517 di hadapan dolar AS. Sementara itu indeks dolar juga terpantau melemah 0,04% ke level 102,38.
Sementara itu, sejumlah mata uang Asia mayoritas menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,06%, dolar Taiwan menguat 0,16%, won korea naik 0,16%, yuan China naik 0,10%, ringgit Malaysia naik 0,25%, peso Filiphina menguat 0,13% dan bath Thailand menguat 0,05%. Adapun, mata uang yang melemah hanya rupee India yang turun 0,07%. Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan manufaktur AS mengalami kontraksi lebih lanjut pada bulan Desember, meskipun laju penurunannya melambat, sementara lowongan pekerjaan AS turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan November, menunjukkan berkurangnya kondisi pasar tenaga kerja.
Data terbaru yang menunjukkan melemahnya perekonomian AS terus mendukung spekulasi penurunan suku bunga The Fed tahun ini seiring dengan terkendalinya inflasi. Namun, meningkatnya ekspektasi terhadap skenario soft-landing di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini telah membuat para pedagang terpecah mengenai kecepatan dan skala pelonggaran dari bank sentral AS.
Sementara itu, rasio utang pemerintah terhadap PDB per akhir November tercatat 38,11 persen. Angka tersebut turun dari posisi Desember 2022 yang sebesar 39,7 persen. Sedangkan dari sisi indikator risiko mata uang alias currency risk, proporsi utang Indonesia dalam valuta asing (valas) juga terus menurun. Suminto mencatat, pada 2019 sebelum pandemi, outstanding utang pemerintah RI dalam mata uang valas berada di 37,9 persen.
+ There are no comments
Add yours