Rupiah semakin perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berkat derasnya aliran dana asing ke RI. Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat di level Rp15.425/US$ atau terapresiasi 0,36% pada perdagangan kemarin, Rabu (27/12/2023). Di tengah perdagangan kemarin, rupiah sempat menguat tajam ke angka Rp15.390/US$.
Menguatnya rupiah disinyalir berkat investor asing terpantau kembali membanjiri pasar keuangan domestik. Dari pasar saham sendiri pada kemarin Rabu asing mencatatkan net buy sebanyak Rp 937,30 miliar. Data BI pekan lalu juga masih menunjukkan derasnya aliran asing ke RI. BI merilis data transaksi 18-21 Desember 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp6,37 triliun terdiri dari jual neto Rp120 miliar di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp1,52 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp4,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Foreign inflow yang terjadi sejak pekan ketiga November ini terjadi secara beruntun dengan total lebih dari Rp40 triliun net buy dan lebih dari Rp25 triliun di SRBI. Lebih lanjut, penguatan mata uang Garuda juga terjadi di tengah pelemahan DXY yang terjadi secara beruntun belakangan ini.
Indeks dolar anjlok ke posisi 101,47 pada Selasa (26/12/2023). Posisi tersebut adalah yang terendah sejak akhir Juli 2023 atau lebih dari lima bulan. Dolar melemah sejalan dengan menguatnya ekspektasi pelaku pasar mengenai kebijakan dovish bank sentral AS (The Fed). Perangkat CME FedWatch memperkirakan The Fed sudah mulai memangkas suku bunga pada Maret tahun depan. Dengan semakin melemahnya DXY, maka pasangan mata uang lainnya seperti rupiah mengalami apresiasi
+ There are no comments
Add yours