JAKARTA- Nilai tukar Rupiah melanjutkan pelemahan setelah data inflasi AS untuk periode September 2024 yang tercatat naik menjadi 2,6% (yoy). Kondisi ini menyebabkan mata uang Garuda melemah 0,54%, terjatuh ke level Rp15.855 per Dolar AS. Kenaikan inflasi AS ini memberikan tekanan terhadap pasar keuangan Indonesia, memperburuk prospek ekonomi domestik dan memperburuk ketidakpastian global.
Selain pelemahan Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami penurunan signifikan, merosot ke level 7.200-an. Penurunan ini mencerminkan dampak negatif dari inflasi AS yang mempengaruhi sentimen investor di pasar saham Indonesia. Kenaikan inflasi AS mengarah pada ekspektasi bahwa The Federal Reserve (FED) mungkin akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi lebih lama, yang dapat meningkatkan biaya pinjaman global dan mempengaruhi aliran modal investasi ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
+ There are no comments
Add yours