JAKARTA- Indeks dolar AS (DXY) mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir, mencapai level tertinggi sejak Juni 2024. Pada periode 27 September hingga 12 November 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 4,33%, dari Rp15.120 menjadi Rp15.775 per dolar. Kenaikan DXY ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk data tenaga kerja AS yang kuat dan ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed. Pasar kini semakin pesimis bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan Desember 2024, dengan probabilitas penurunan yang turun dari 82,73% menjadi hanya 58,7%.

Selain itu, kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS juga meningkatkan ketidakpastian, karena pasar khawatir inflasi akan semakin sulit ditekan akibat kebijakan tarif yang lebih tinggi terhadap barang impor. Jika inflasi AS terus berada di atas target 2%, The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Prospek inflasi yang meningkat ini didukung oleh prediksi bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk Oktober 2024 akan tumbuh menjadi 2,6% yoy, lebih tinggi dari sebelumnya yang sebesar 2,4% yoy. Hal ini memperkuat kemungkinan bahwa The Fed akan lebih cenderung menahan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours