JAKARTA – Tantangan sudah ada dihadapan mata uang Indonesia meski pergerakan rupiah menguat pada sebesar 0,16% ke angka Rp15.615/US$ pada Rabu (9/10/2024) dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS). Hal disebabkan lantaran inflasi AS yang mempengaruhi the Fed. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang terus melandai juga mendukung penguatan rupiah kali ini. Pada malam hari ini, AS akan merilis data IHK dan IHK Inti, hal ini akan menjadi penantian pelaku pasar.
Angka IHK AS diperkirakan akan kembali mereda setelah akhiri kuartal tiga pada september lalu. hal ini memberikan kepastian bagi FED untuk fokus pada perlindungan pasar tenaga kerja. IHK kemungkinan akan naik 2,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator selain kategori makanan dan energi yang volatile, memberikan gambaran lebih baik tentang inflasi, diproyeksikan naik 0,2% dari bulan sebelumnya dan 3,2% dari September 2023.
Mengutip risalah dari the FED mengenai pandangan prospek pemangkasan suku bunga, the FED memutuskan untuk memangkas suku bunga 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 – 5,0%, dalam upaya untuk menyeimbangkan kepercayaan terhadap inflasi dengan kekhawatiran mengenai pasar tenaga kerja.
+ There are no comments
Add yours