Jakarta – Harga komoditas metal seperti emas, tembaga, dan nikel mengalami kenaikan signifikan, dipicu oleh stimulus dari China yang meningkatkan permintaan. Emas sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.670,20 per troy ons pada 26 September 2024, dan meski terkoreksi, masih bertahan di atas US$ 2.600. Harga tembaga juga meningkat hingga US$ 10.103 per metrik ton, sedangkan nikel menyentuh US$ 18.221 per ton, tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Kenaikan harga komoditas metal ini berdampak positif pada saham-saham emiten di sektor terkait. PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) memimpin dengan kenaikan lebih dari 50% dalam sebulan, diikuti oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang masing-masing naik 20% dan 15%. Emiten lain seperti PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) juga turut menguat, meski tidak setinggi yang lain. Kenaikan ini terkait dengan kontribusi signifikan dari segmen emas, tembaga, dan nikel dalam pendapatan perusahaan.
Dari segi valuasi, saham emiten metal seperti MDKA dan INCO mencatat perbedaan. MDKA saat ini dihargai premium dengan PBV 4,28 kali, sementara INCO yang fokus pada nikel memiliki valuasi yang lebih rendah dengan PBV 1,04 kali. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun harga komoditas naik, setiap emiten memiliki sensitivitas berbeda terhadap pergerakan harga komoditas.
+ There are no comments
Add yours