Jakarta – Pada penutupan perdagangan Senin lalu, (7/10/2024), rupiah turun sebesar 1,26% dalam sehari ke posisi Rp15.675/US$. Kemerosotan rupiah terjadi seiringnya tekanan indeks dolar AS (DXY) dan harga minyak kembali menguat.
Peningkatan indeks dolar (DXY) masih menjadi tantangan bagi pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini dikarenakan kenaikan indeks dolar mencerminkan banyak investor yang memburu mata uang Greenback sehingga nilai tukar negara lain, termasuk rupiah akan melemah.
Selain peningkatan indeks dolar (DXY), harga minyak terpantau naik hingga level US$ 80/barel pada penutupan perdagangan Senin lalu, (7/10/2024). Kenaikan harga minyak tentu akan menekan surplus neraca perdagangan hingga transaksi berjalan karena lajunya beban impor. Kondisi ini mengakibatkan nilai tukar rupiah semakin tertekan hebat.
+ There are no comments
Add yours