Pada perdagangan Selasa (2/4/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka dengan melemah setelah data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kenaikan inflasi. Menurut data dari Bloomberg pada pukul 09.25 WIB, rupiah terdepresiasi sebesar 0,42% atau 67,5 poin menjadi Rp15.962 per dolar AS, sedangkan indeks dolar AS menguat 0,02% ke level 105,036. Bersamaan dengan melemahnya rupiah, mata uang lainnya seperti yen Jepang, dolar Singapura, dolar Taiwan, won Korea, dan peso Filipina juga mengalami penurunan.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan bahwa pada perdagangan hari tersebut, rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kemungkinan penurunan dan dapat ditutup pada kisaran Rp15.880 – Rp15.940. Data dari BPS menunjukkan bahwa inflasi pada bulan Maret 2024 mengalami peningkatan menjadi 3,05% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 2,75% yoy pada bulan Februari 2024.
Sementara itu, berdasarkan data kurs dari beberapa bank, pada pukul 09.28 WIB, Bank Central Asia (BCA) menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.950 dan harga jual sebesar Rp15.970 berdasarkan e-rate. Di sisi lain, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pada pukul 09.06 WIB masing-masing sebesar Rp15.955 dan Rp15.975 untuk e-rate. Sedangkan, Bank Mandiri menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.925 dan harga jual sebesar Rp15.945 pada pukul 08.57 WIB berdasarkan e-rate.
Sementara itu, berdasarkan data kurs dari beberapa bank, pada pukul 09.28 WIB, Bank Central Asia (BCA) menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.950 dan harga jual sebesar Rp15.970 berdasarkan e-rate. Di sisi lain, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pada pukul 09.06 WIB masing-masing sebesar Rp15.955 dan Rp15.975 untuk e-rate. Sedangkan, Bank Mandiri menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.925 dan harga jual sebesar Rp15.945 pada pukul 08.57 WIB berdasarkan e-rate.
+ There are no comments
Add yours