Perspektif Perdagangan Rupiah: Fluktuatif dengan Kecenderungan Pelemahan, Sorotan pada Data Inflasi AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.655 pada perdagangan hari ini, Selasa (27/2/2024). 

Pukul 09.00 WIB, Rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,16%, mencapai Rp15.655 per dolar AS menurut data dari Bloomberg. Indeks dolar AS juga mengalami penurunan sebesar 0,06% menjadi 103,76. Di sisi lain, sebagian mata uang Asia pagi ini mengalami penguatan, seperti yen Jepang naik 0,16%, dolar Singapura naik 0,02%, won Korea Selatan naik 0,06%, peso Filipina naik 0,03%, dan rupee India naik 0,06%. Namun, yuan China melemah 0,01%, ringgit Malaysia turun 0,03%, sementara baht Thailand menguat 0,14%.

Pada sesi perdagangan hari ini, Selasa (27/2/2024), Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan fluktuasi pergerakan rupiah dengan kecenderungan pelemahan, dan diperkirakan akan ditutup dalam kisaran Rp15.620-Rp15.670. Sejumlah faktor sentimen, termasuk fokus pada data indeks harga personal consumption expenditure (PCE) AS sebagai indikator inflasi The Fed yang akan dirilis akhir pekan ini, memengaruhi penurunan nilai rupiah.

Data tersebut diharapkan memberikan indikasi lebih lanjut mengenai tingkat inflasi AS setelah serangkaian data yang menantang untuk Desember dan Januari. Sejumlah pejabat Fed dijadwalkan memberikan pidato pada akhir pekan ini, di mana diperkirakan mereka akan mengulangi pandangan bank sentral mengenai kenaikan suku bunga dalam jangka waktu yang lebih lama, mengingat kekhawatiran terkait tingginya tingkat inflasi. Di dalam negeri, perhatian difokuskan pada inflasi terutama terkait kenaikan harga BBM nonsubsidi dan barang pokok. Ibrahim mencatat bahwa meskipun terjadi kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional, dampaknya lebih cenderung mempengaruhi BBM nonsubsidi yang memiliki volume atau konsumsi yang terbatas dalam total keseluruhan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours