Nilai tukar rupiah kembali takluk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini, Selasa (23/1/2024) di tengah keraguan pasar akan kebijakan suku bunga di AS. Merujuk data Refinitiv, rupiah di posisi Rp 15.655 per US$ 1 pada Selasa pukul 09:05 WIB. Mata uang Garuda melemah 0,16%. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif mata uang Garuda yang melemah 0,13% pada perdagangan kemarin, Senin (22/1/2024).
Pelaku pasar mulai ragu jika The Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat setelah data-data menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Survei dari University of Michigan menunjukkan indeks keyakinan konsumen melonjak ke 78,8 pada Januari, tertinggi sejak Juli 2021. Pekan lalu, Biro Ketenagakerjaan AS juga melaporkan penurunan klaim awal tunjangan pengangguran sebanyak 16.000 menjadi 187.000 untuk pekan yang berakhir 13 Januari 2024.
ekonomi AS yang panas juga dicerminkan data penjualan ritel pada akhir tahun lalu meningkat, disertai inflasi pada periode yang sama juga naik di luar dugaan. Penjualan ritel pada Desember tercatat naik 5,6% secara tahunan (yoy), meleset dari konsensus pasar yang proyeksi hanya tumbuh 4% yoy. Ini menandai peningkatan terbesar dalam sebelas bulan terakhir.
BoJ akan mengumumkan kebijakan pada hari ini Selasa (23/1/2024). BoJ pada Desember 2023 mempertahankan suku bunga ultra rendahnya yakni -0,1%. Suku bunga ultra rendah ini sudah bertahan sejak 2016 atau tujuh tahun terakhir. BoJ diperkirakan masih akan menahan suku bunga ultra rendahnya tetapi yang ditunggu publik adalah apakah BoJ akan memberi sinyal pivot kebijakan.
Sementara itu, tingkat lima tahun yang menjadi acuan untuk hipotek tetap pada 4,2% untuk bulan ketujuh berturut-turut. Keputusan ini muncul setelah bank sentral meningkatkan injeksi likuiditas pekan lalu, sambil tetap mempertahankan suku bunga yang tidak berubah.
+ There are no comments
Add yours