Rupiah Menguat Imbas Inflasi AS Melandai

Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) inflasi AS yang terus melandai dan indeks dolar AS (DXY) yang anjlok berturut-turut. Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat di angka Rp15.410/US$ atau terapresiasi 0,45%. Bahkan beberapa menit kemudian, rupiah sempat menyentuh level psikologis baru yakni Rp15.400/US$. Sementara DXY pada pukul 09.04 WIB naik tipis 0,06% menjadi 101,53. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Selasa (26/12/2023) yang berada di angka 101,46.

Faktor eksternal didominasi oleh AS yang telah merilis data inflasi dan inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) yang terus melandai dan di bawah ekspektasi pasar. Inflasi PCE secara year on year/yoy di AS melandai menjadi 2,6% pada November 2023, terendah sejak Februari 2021. Angka ini di bawah dari periode sebelumnya yang berada di angka 2,9% yoy dan di bawah konsensus yang memperkirakan di angka 2,8% yoy. Sementara laju inflasi inti PCE AS juga melandai di bawah ekspektasi pasar yakni di angka 3,2% yoy. Sebagai catatan, laju inflasi inti PCE AS periode sebelumnya dan konsensus di angka 3,3% yoy.

Dolar melemah sejalan dengan menguatnya ekspektasi pelaku pasar mengenai kebijakan dovish The Fed. Perangkat CME FedWatch memperkirakan bank sentral AS (The Fed) sudah mulai memangkas suku bunga pada Maret tahun depan. Hal ini berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi belakangan ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours