Penguatan rupiah cenderung terpangkas pada penutupan perdagangan Kamis (14/12/2023), setelah sempat melesat lebih dari 1% ditopang oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menahan kembali suku bunga acuannya dan rencana pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Dilansir dariRefinitiv pada pukul 15:05 WIB, rupiah ditutup melesat 1,02% di angka Rp 15.495/US$. Rupiah pun mengakhiri pelemahan yang terjadi pada tiga hari sebelumnya. The Fed yang memutuskan untuk kembali menahan suku bunga, serta mulai mengisyaratkan akan ada pemangkasan suku bunga pada tahun depan turut membuat rupiah perkasa pada hari ini.
Pada rapat terakhir The Fed di penghujung tahun ini, suku bunga kembali dipertahankan. Sebelumnya, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 550 basis poin (bp) atau selama 11 kali sejak Maret 2023 ke posisi 5,25% – 5,50%. Hal ini karena inflasi AS yang melandai sesuai dengan ekspektasi pasar, kendati pasar tenaga kerja sempat memanas lagi pada November.
Kebijakan the Fed tersebut semakin mengkonfirmasi Perhitungan CME FedWatch memproyeksikan the Fed akan mempertahankan suku bunga mencapai lebih dari 98%. Bahkan, para pelaku pasar sekarang juga melihat kemungkinan pelonggaran moneter tahun depan, memperkirakan peluang hampir 7,8 % penurunan suku bunga setidaknya 25 bp pada Mei 2024, menurut alat pengukur CME FedWatch.
+ There are no comments
Add yours