Nilai tukar rupiah jeblok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini di tengah wait and see pelaku pasar menunggu data-data penting pekan ini. Nilai tukar rupiah di pasar spot ada di posisi Rp 15. 615/US$1 pada Senin (11/12/2023) pada pukul 09:08 WIB. Nilai tukar rupiah ambruk 0,71% terhadap dolar AS. Posisi di awal perdagangan hari ini adalah yang terlemah sejak 14 November 2023 atau 18 hari perdagangan terakhir. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan akhir pekan lalu, Jumat (8/12/2023) di mana rupiah menguat 0,03% secara harian ke posisi Rp15.505/US$.
Pergerakan rupiah hari ini akan dibayangi oleh sejumlah sentimen, baik dari dalam ataupun luar negeri. Sentimen dari dalam negeri pada pekan ini akan datang dari data penjualan ritel Oktober, data neraca dagang November pada hari ini, neraca dagang pada Jumat pekan ini hingga debat calon presiden pada Selasa (12/12/2023). Pada Selasa (12/12/2023) dari negeri Paman Sam akan merilis data inflasi dan inflasi inti untuk November 2023. Konsensus berekspektasi bahwa inflasi inti akan tetap di angka 4% yoy pada November. Sedangkan inflasi umum akan sedikit melandai ke angka 3,1% yoy, melandai dibandingkan periode Oktober di angka 3,2% yoy.
The Fed saat menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu waktu AS atau Rabu dan Kamis waktu Indonesia. Kebijakan The Fed menjadi yang paling ditunggu pasar pekan ini tak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Pada Kamis (14/12/2023) dini hari waktu Indonesia, The Fed akan merilis data suku bunga acuannya. Perangkat CME FedWatch memproyeksikan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya lagi pada pertemuan terakhir di tahun ini dan dan Januari 2024. Suku bunga The Fed diperkirakan akan tetap bertahan di level 5,25–5,50%.
+ There are no comments
Add yours