Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin kuat seiring dengan jebloknya indeks dolar AS akibat optimisme kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang melunak. Melansir data Refinitiv, mata uang rupiah pada perdagangan kemarin, Selasa (28/11/2023) ditutup di posisi Rp 15,490/US$ di pasar spot, atay menguat 0,39% di hadapan dolar AS. Dalam dua pekan terakhir, pergerakan rupiah terus mengalami penguatan, yang secara dominan dipicu oleh aliran dana asing yang terus masuk ke pasar keuangan domestik. Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi dari 20 hingga 23 November 2023, yang mencatatkan beli neto investor asing sebesar Rp7,03 triliun.
Rinciannya mencakup beli neto Rp1,59 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,30 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp5,13 triliun di Surat Berharga Bank Indonesia (SRBI). Faktor pendorong aliran dana asing masih deras masuk ke Tanah Air adalah karena pergerakan indeks dolar AS dan imbal US Treasury yang bergerak koreksi. Hal ini membuat mata uang emerging market, termasuk Indonesia jadi menarik karena memiliki imbal hasil yang lebih atraktif.
Terpantau, Indeks dolar dan imbal hasil US Treasury sama-sama jeblok pada perdagangan kemarin. Indeks dolar AS ambruk ke 102,74 pada Selasa (28/11/2203). Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 10 Agustus 2023 atau terendah dalam 15 pekan atau 3,5 bulan terakhir. Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh ke 4,32% pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 18 September 2023 atau 2,5 bulan terakhir.
Melandai-nya indeks dolar serta imbal hasil mencerminkan optimisme pasar yang melihat The Fed akan melunak ke depan. terlebih, Gubernur The Fed Christopher Waller pada Senin (28/11/2023) mengungkapkan rasa percaya dirinya jika kebijakan The Fed “saat ini sudah dalam posisi yang baik” dalam menekan inflasi. Secara teknikal, tren penguatan rupiah dalam basis waktu per jam semakin kuat. Dengan penguatan yang terjadi kemarin, Selasa (28/11/2023) rupiah sudah berhasil menutup gap up yang sempat terjadi ketika rupiah melemah tajam pada 21 November 2023 lalu. Dengan begitu, rupiah kini dalam jangka pendek semakin potensial menguji penguatan lanjutan ke support terdekat di Rp15.400/US$. Posisi ini didapatkan dari garis horizontal berdasarkan low candle 20 November 2023.
+ There are no comments
Add yours