Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berisiko melemah mendekati level Rp16.000 pada hari ini, Jumat (27/10/2023) akibat kuatnya data ekonomi AS. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat melesat pada kuartal III/2023 dengan laju tercepat sejak kuartal IV/2021. Berdasarkan data pemerintah AS yang dirilis Kamis, (26/10/2023), produk domestik bruto (PDB) AS meningkat 4,9% pada kuartal III/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pertumbuhan PDB ini berada di atas proyeksi pasar yang memperkirakan PDB tumbuh 4,3% dan jauh lebih tinggi dari pertumbuhan PDB kuartal II/2023 sebesar 2,1%. Melesatnya ekonomi AS mengindikasikan The Fed akan kembali mengerek suku bunga acuan.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa kekhawatiran terhadap meluasnya potensi eskalasi perang Israel-Hamas terus terjadi. Selain itu, suku bunga AS yang lebih tinggi mendorong kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS. “Tanda-tanda kekuatan ekonomi AS diperkirakan meningkatkan selera risiko, hal ini juga akan memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama,” ujar Ibrahim dalam riset yang dipublikasikan Kamis (26/10/2023).
Menurutnya, bank sentral AS akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan pekan depan. Namun, para pejabat The Fed tetap membuka peluang untuk setidaknya menaikkan satu kali lagi suku bunganya pada tahun ini. Langkah tersebut memberikan isyarat bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama di tengah tingginya inflasi AS dan kuatnya perekonomian.
+ There are no comments
Add yours