Beberapa bank yang dimiliki oleh konglomerat seperti PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) yang dimiliki oleh Dato Sri Tahir dan PT Bank Mega Tbk. (MEGA) yang dimiliki oleh Chairul Tanjung mengalami penurunan laba pada kuartal pertama tahun 2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih Bank Mayapada turun 84,51% secara tahunan menjadi Rp5,5 miliar, sementara Bank Mega mencatatkan penurunan laba sebesar 18,55% menjadi Rp802,51 miliar. PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik Hary Tanoesoedibjo juga mengalami penurunan laba, sementara PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik Anthoni Salim mencatatkan laba bersih yang turun 44,22% yoy. Bahkan, Superbank, bank digital yang dimiliki oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), mengalami kerugian yang membengkak 203,97% yoy.
Penurunan laba bank-bank tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk tantangan eksternal seperti fluktuasi suku bunga dan penurunan pendapatan bunga bersih. Selain itu, adanya kerugian akibat penurunan nilai aset keuangan juga ikut menyumbang pada penurunan laba bank. Meskipun demikian, bank-bank milik konglomerat memiliki keunggulan tersendiri, seperti dukungan ekosistem dari grup usaha yang membantu aktivitas perbankan dan margin bunga bersih yang tinggi.
+ There are no comments
Add yours