Persoalan merger antara PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) milik crazy rich, James Riady dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) milik Hary Tanoesoedibjo mencuat ke publik, usai terjadi transaksi besar di pasar nego atas saham kedua perusahaan pada Selasa (30/4/2024). Perlu diketahui, merger antara NOBU dan BABP telah menjadi topik diskusi publik sejak tahun lalu setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan keinginan konglomerasi Lippo dan Grup MNC untuk menggabungkan bisnis perbankannya. OJK menyatakan bahwa merger kedua konglomerasi tersebut seperti titik tanpa kembali, yang berarti sudah menjadi keputusan final.
Berdasarkan data dari D’Origin, transaksi di pasar negosiasi saham NOBU mencapai Rp745 per saham dengan volume 7,47 juta lot saham, setara dengan Rp560 miliar. Sedangkan transaksi BABP mencapai Rp560,18 miliar atau Rp126 per lembar. Tidak disebutkan pihak yang melakukan jual-beli dengan nilai transaksi identik sebesar Rp1,12 triliun. Transaksi crossing saham BABP menggunakan sekuritas milik grup, MNC Sekuritas, sedangkan NOBU menggunakan Ciptadana Sekuritas.
Akan tetapi, terdapat korporasi baru yang terungkap yakni Hanwha memastikan menjadi pemegang saham pengendali di NOBU. Berdasarkan laporan dari The Korea Times, yakni pemilik Bank NOBU yakni Lippo Group dan Hanwha Life telah menyetujui perjanjian pembelian saham (stock purchase agreement/SPA) pada 3 Mei 2024. Menurut perjanjian tersebut, Hanwha Life akan mengakuisisi 40% saham Bank Nobu dari Lippo Group. Adapun Hanwha Life mengakuisisi Bank Nobu dengan tujuan untuk berkembang lebih lanjut menjadi pemain besar dalam industri keuangan secara global.
Sementara di tengah pembahasan merger ini, Bank MNC dan Nationalnobu menunjukkan performa yang berbeda pada kuartal pertama 2024. Laba Bank MNC mengalami penurunan, sementara laba Nationalnobu meningkat signifikan.
Bank MNC mencatat laba bersih sebesar Rp14,84 miliar pada kuartal pertama 2024, mengalami penurunan sebesar 31,98% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba bersih mencapai Rp21,83 miliar. Di sisi lain, Bank Nobu mencatat laba bersih sebesar Rp51,03 miliar pada kuartal pertama 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 67,31% secara tahunan dari periode sebelumnya yang mencapai Rp30,5 miliar.
Efisiensi operasional bank tercermin dari penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Bank Nobu mencatat BOPO sebesar 87,95%, turun 227 bps dari sebelumnya 90,22%. Sementara itu, rasio margin bunga bersih juga mengalami peningkatan menjadi 3,54% dari 3,51%.
+ There are no comments
Add yours