Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyoroti bahwa pelemahan rupiah hingga April 2024 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan mata uang negara-negara tetangga seperti Baht Thailand dan Won Korea.
Faktor utama yang mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah adalah pelarian modal asing yang dipicu oleh ketidakpastian global, khususnya dalam konteks eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Hal ini mendorong investor global untuk mencari aset yang dianggap lebih aman seperti dolar AS dan emas, sehingga mempengaruhi nilai tukar mata uang negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Sementara itu, para analis memperhatikan bahwa BI telah menegaskan kesiapannya dalam menghadapi tantangan ini dengan menyiapkan semua senjata moneternya. Mereka melihat langkah-langkah kebijakan moneter tersebut sebagai hal yang positif dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. Meskipun terjadi kenaikan suku bunga acuan, analis memperkirakan bahwa pertumbuhan pinjaman di sektor perbankan Indonesia masih akan berlanjut, meskipun dengan pengetatan moneter yang terjadi.
+ There are no comments
Add yours