Penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang telah melewati level Rp 16.000 per dolar AS ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh perasaan negatif para pelaku pasar keuangan terhadap ketidakstabilan eksternal. Faktor kerentanan di pasar keuangan dalam negeri juga menjadi penyebab dari penurunan tajam nilai tukar rupiah ke level tersebut.

David Sumual, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), menyoroti kerentanan ekonomi Indonesia, khususnya dalam neraca transaksi berjalan yang masih sering mengalami defisit. Meskipun neraca perdagangan telah mencatat surplus selama 46 bulan berturut-turut, defisit pada neraca jasa sering terjadi. Hal ini mengakibatkan pasokan dolar dari surplus perdagangan sering tidak cukup untuk menutupi defisit pada transaksi jasa. Pada tahun 2023, menurut catatan Bank Indonesia, transaksi berjalan secara keseluruhan mengalami defisit sebesar US$ 1,56 miliar. Meskipun neraca transaksi barang mencatat surplus sebesar US$ 46,34 miliar, namun neraca transaksi jasa-jasa mengalami defisit sebesar US$ 17,91 miliar.

Transaksi modal yang diharapkan akan menjaga penyebaran pasokan valuta asing (valas) lebih bertahan lama di Indonesia juga sangat kecil. Secara total, pada tahun 2023, jumlahnya hanya mencapai US$ 43 juta. Ini mengakibatkan ketergantungan pasokan dolar di dalam negeri pada investasi portofolio yang rentan untuk ditarik keluar dari negeri saat terjadi sentimen negatif di pasar global.

David mengakui bahwa pasar keuangan Indonesia telah menyediakan berbagai instrumen investasi portofolio, termasuk saham, obligasi, dan instrumen baru seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI). Namun, dia mencatat bahwa tenor yang ditawarkan masih terlalu singkat. Oleh karena itu, David menyoroti pentingnya memperkuat pasokan valuta asing di dalam negeri melalui penguatan instrumen kepatuhan DHE. Dia juga menekankan perlunya pengenalan instrumen investasi portofolio dengan tenor panjang oleh Bank Indonesia, seperti Surat Berharga Negara (SBN) yang memiliki tenor hingga puluhan tahun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours