Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa dampak perubahan iklim bisa memicu krisis pangan global, seperti penurunan produksi padi yang merupakan bukti nyata. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mendorong kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi dampak tersebut karena perubahan iklim mengancam keberlangsungan hidup manusia.
Data Bappenas menunjukkan risiko penurunan produksi padi Indonesia dan ancaman kekeringan pada lahan pertanian. Sementara itu, tingkat konsumsi pangan rumah tangga juga membutuhkan perhatian dengan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan yang meningkat. Dwikorita memperingatkan bahwa jika situasi ini tidak ditangani dengan serius, prediksi FAO mengenai krisis pangan global dan kelaparan pada 2050 bisa menjadi kenyataan. BMKG mencatat bahwa tahun 2016 merupakan tahun terpanas di Indonesia, diikuti oleh tahun 2020 dan 2019.
Perubahan iklim saat ini mendekati batas kesepakatan pada Perjanjian Paris COP21, dengan suhu rata-rata global yang telah meningkat hampir mencapai batas 1,5 °C pada 2030. Dwikorita menekankan perlunya tindakan mitigasi dan adaptasi, dengan lima sektor fokus untuk penurunan emisi gas rumah kaca dan delapan fokus adaptasi, termasuk ketahanan pangan dan kesehatan.
+ There are no comments
Add yours