Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperdagangkan pada level Rp15.599 pada hari ini, menunjukkan pelemahan bersama mayoritas mata uang Asia lainnya. Data Bloomberg pada pukul 09.00 WIB menunjukkan rupiah melemah 0,12% menjadi Rp15.599 per dolar AS, sedangkan indeks dolar AS menguat 0,03% menjadi 103,46.
Di kawasan Asia, mayoritas mata uang lain juga mengalami pelemahan, seperti yen Jepang, dolar Singapura, dolar Taiwan, won Korea Selatan, dan peso Filipina. Penyebab pelemahan rupiah disebabkan oleh data inflasi AS yang masih tinggi dan meningkatnya ketegangan di Israel. Data inflasi AS, termasuk Indeks Harga Konsumen (CPI) AS Februari 2024 sebesar 3,2% year-on-year (yoy), serta data Indeks Harga Produsen (PPI) AS sebesar 1,6% yoy. Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra menyatakan bahwa dengan data inflasi AS yang tinggi, pelaku pasar mungkin tidak terburu-buru untuk mengharapkan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS.
Ariston menambahkan bahwa kemungkinan dolar AS akan menguat menjelang rapat evaluasi Bank Sentral AS. Terkait hasil FOMC The Fed pekan ini, dolar Amerika mungkin akan mengalami pelemahan jika bank sentral AS memberikan sinyal pemangkasan suku bunga, dan sebaliknya, dolar AS bisa menguat lagi jika tidak ada indikasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
+ There are no comments
Add yours