Setiap menjelang Ramadan dan Idulfitri, harga pangan di sejumlah daerah biasanya memang naik. Tetapi, pada 2024, kenaikan harga pangan yang terjadi di berbagai daerah tidak bisa dibilang biasa.
Kenaikan harga pangan yang menyulitkan masyarakat pada saat ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kemampuan pemerintah dalam mengantisipasi masalah yang muncul setiap tahunnya. Selain itu, peningkatan harga pangan tidak hanya berdampak pada beras sebagai makanan pokok, tetapi juga berpengaruh pada harga komoditas lainnya seperti daging sapi yang melonjak dari Rp110.000-Rp120.000 menjadi Rp140.000 per kg. Fenomena ini menunjukkan bahwa peningkatan harga pangan tidak hanya terbatas pada satu jenis produk saja, melainkan merambah ke berbagai sektor lainnya.
Dampak dari lonjakan harga pangan yang terjadi selama empat bulan terakhir dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan memperlambat proses pemulihan masyarakat. Kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap kenaikan harga pangan adalah keluarga miskin, yang kemungkinan besar akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena pendapatan mereka stabil atau bahkan menurun. Selain itu, lonjakan harga pangan juga dapat menyebabkan inflasi yang memengaruhi daya beli masyarakat secara keseluruhan, memperlebar kesenjangan sosial, dan menurunkan kualitas hidup masyarakat secara umum.
+ There are no comments
Add yours