Surabaya- Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan menyinggung masalah porsi kredit perbankan untuk UMKM di Indonesia yang masih rendah dibandingkan negara lain.
Sri Mulyani mengatakan pembiayaan dan asuransi menjadi faktor yang menentukan dalam perkembangan Usaha Menegah, Kecil, dan Mikro (UMKM) di Indonesia. Menurutnya, dua hal ini sudah terbentuk dan UMKM sudah bankable. Namun, porsi kredit terhadap UMKM masih rendah, yakni sekitar 20%.
Sri Mulyani, dalam BRI Microfinance Outlook 2024, Kamis (7/3/2024) mengungkapkan “Namun dalam porsi kredit bank hanya 20%. Ini termasuk terendah dibandingkan negara lain yang maka UMKM relatif lebih tinggi,”
Sri Mulyani pun meminta gambaran mengenai masalah ini. “Apakah terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu bebannya berat bagi perbankan untuk membiayai UMKM,” lanjutnya
Maka dari itu, dia pun mendesak perbankan dan semua pihak untuk membantu UMKM naik kelas. Upaya ini harus dibarengi oleh penuntasan masalah fundamental di UMKM a.l. masalah sumber daya manusia, model bisnis, hingga instrumen kebijakan.Dari pemerintah, kata Sri Mulyani,
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah memiliki instrumen pajak atau belanja negara yang memihak atau mengafirmasi UMKM.”Pajak pada UMKM dengan final 0,5% dan threshold…itu termasuk threshold yang sangat tinggi dibandingkan negara lain,” ungkapnya
Kementerian lainnya yang termasuk Kementerian Koperasi dan UMKM, juga mendorong dari sisi pemerintah daerah, yakni melalui BUMDes dan sejumlah program lainnya.
Sri Mulyani juga mengingatkan kepada jajaran BRI, Menteri BUMN dan Menteri Koperasi dan UMKM untuk fokus menciptakan akses pada 29 juta UMKM yang belum terjangkau oleh pembiayaan murah.
“UMKM yang 29 juta yang belum dapat akses. Itu mereka akan jatuh pada mekanisme pasar biasa yaitu rentenir. Makanya kita harus terus jaga affordability, begitu meraka punya akses,” katanya.
+ There are no comments
Add yours