Harga Bitcoin sempat menyentuh rekor tertinggi akibat dorongan investor yang menggelontorkan uangnya ke produk kripto yang diperdagangkan di bursa Spot Amerika Serikat (AS) dan prospek menurunnya suku bunga global.
Harga Bitcoin mencapai rekor tertinggi di US$69.202, melewati puncak sebelumnya pada November 2021 yang mencapai US$68.999. Minat investor meningkat setelah peluncuran ETF Bitcoin Spot, meskipun mengalami penurunan sekitar 7% menjadi US$63.000.
Nathan McCauley, CEO Anchorage Digital, menyatakan bahwa rekor ini menandai perubahan signifikan di dunia kripto, dengan partisipasi penuh institusi tradisional sebagai pendorong utama pasar bullish.
Para ahli meyakini bahwa reli terbaru Bitcoin, sejak Oktober 2023 hingga Februari 2024, didorong oleh investasi jangka panjang dari investor institusional, menghasilkan kenaikan 160%. Ini merupakan kontrast dengan situasi pada 2022, di mana pasar kripto mengalami “musim dingin” selama 18 bulan.
Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers, menganggap normal jika terjadi aksi ambil untung pada kenaikan Bitcoin dalam beberapa hari. Pada Selasa (5/3), harga emas mencapai rekor tertinggi di atas US$2.100 per ounce, dipicu oleh spekulasi meningkatnya penurunan suku bunga AS pada Juni 2024.
Kepala ekonom di Equiti Capital, Stuart Cole, menyatakan bahwa kripto saat ini dianggap sebagai alternatif emas untuk melindungi nilai terhadap risiko dan suku bunga yang lebih tinggi. Dia menambahkan bahwa kenaikan harga emas seringkali diikuti oleh kenaikan harga kripto. Para ahli juga mencatat bahwa Bitcoin mendapatkan keuntungan menjelang peristiwa halving yang dijadwalkan pada April 2024, suatu proses yang terjadi setiap empat tahun.
+ There are no comments
Add yours