Harga batu bara terus menanjak selama tujuh hari perdagangan berturut-turut. Penguatan ini didorong oleh lonjakan permintaan dari sejumlah negara seperti China hingga India.
Data dari Refinitiv pada perdagangan Rabu (28/02/2024) menunjukkan bahwa harga batu bara ICE Newcastle kontrak April ditutup di level US$ 130,75 per ton, naik 0,42%. Dengan demikian, harga batu bara sudah melesat selama tujuh hari beruntun dengan kenaikan sebesar 8,3%. Harga saat ini adalah yang tertinggi sejak 11 Januari 2024 atau hampir dua bulan terakhir.
Melansir Reuters, bahkan prediksi yang paling konservatif di konferensi tersebut menyatakan bahwa permintaan untuk semua jenis batu bara dapat mencapai 1,5 miliar ton metrik pada 2030, dengan beberapa prediksi mencapai angka sebesar 1,9 miliar ton. Ini menunjukkan peningkatan signifikan dari 1,23 miliar ton permintaan batu bara India pada 2023.
Optimisme terhadap masa depan batu bara dalam bauran energi India sebagian besar didasarkan pada kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi untuk memprioritaskan keamanan energi dan sumber daya domestik daripada mengurangi emisi karbon untuk mengurangi perubahan iklim.
Beralih ke China, negara konsumen batu bara terbesar global ini memiliki peran penting penguatan harga batu bara. Mengutip Chem Analyst, China Shenhua Energy Co., produsen batu bara utama China, telah mengumumkan penurunan target produksi untuk 2024, untuk merespon berlebihnya pasokan batu bara di pasar.
Kebijakan pengurangan produksi oleh Shenhua, tidak diharapkan akan memberikan sentimen pada harga batu bara, mengingat upaya yang dilakukan oleh seluruh industri. Meski demikian, keputusan tersebut yang diikuti oleh beberapa penambang lainnya tentu membatasi tingkat produksi global.
+ There are no comments
Add yours