Mobil Chery di Indonesia masih menggunakan baterai lithium ferroposphate (LFP) misalnya untuk line up Chery Omoda E5. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun secara khusus sudah mendorong pabrikan ini menggunakan baterai berbasis nikel yang jumlahnya besar di Indonesia.
Asisstant Vice President PT Chery Sales Indonesia (CSI) Zeng Shuo sudah cukup mempertimbangkan untuk menggunakan baterai nikel sebagai bahan baku baterai Chery. Tetapi, line up yang sudah rilis saat ini tetap menggunakan baterai LFP.
“Untuk Omoda E5 kali ini kami menggunakan LFP dan namun untuk jangka panjang kami ada rencana untuk mengganti baterainya ke baterai yang berbasis nikel. Ya untuk mendukung perekonomian lokal dan juga untuk memenuhi komitmen kami kepada pemerintah untuk mencapai tingkat lokalisasi 60%,” ungkap Zeng Shuo
Meskipun begitu, pabrikan memerlukan waktu yang cukup untuk beralih ke baterai nikel karena penelitian teknologi yang kompleks dalam pembuatan mobil. Oleh karena itu, belum ada rencana untuk mengubah bahan baku mobil yang telah dirilis, seperti Omoda E5, untuk menggunakan nikel. Pabrikan menganggap lebih realistis untuk menerapkan baterai nikel pada line up produk berikutnya.
Pihak pabrikan menyatakan, “Kemungkinan besar, pada produk berikutnya, model baru akan berbasis nikel. Produksi baterai di lokasi ini akan meningkat di masa depan, memungkinkan kolaborasi dalam model baru. Apakah itu tahun depan? Atau tahun ini? Mungkin tahun depan, namun kami tidak dapat memberikan jadwal yang pasti.”
Tantangan lainnya adalah peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari waktu ke waktu. TKDN minimum saat ini adalah 40%, tetapi diharapkan meningkat menjadi 60% pada periode 2027-2029. Oleh karena itu, pabrikan harus mencari cara untuk meningkatkan TKDN, salah satunya dengan melokalisasi sumber daya mereka.
+ There are no comments
Add yours