SURABAYA – Nilai tukar rupiah pada awal pekan perdagangan Senin (19/2/2024) dibuka melemah ke posisi Rp15.637 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi saat indeks dolar AS mengalami penurunan pada perdagangan pagi ini.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan fluktuatif namun berakhir lebih kuat dalam kisaran Rp15.590 hingga Rp15.650 per dolar AS pada hari perdagangan ini.
Fluktuasi nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh beberapa sentimen. Dari luar negeri, indeks manufaktur Empire State memperbaiki posisinya menjadi -2,4 pada bulan Februari setelah turun menjadi -43,7 pada bulan Januari, yang merupakan angka terendah sejak Mei 2020.
Demikian pula, indeks manufaktur The Fed Philadelphia meningkat menjadi 5,2 pada bulan Februari, jauh di atas ekspektasi, setelah naik ke -10,6 pada bulan Januari. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak mencapai 7,7 pada bulan Agustus.
“Kemudian, Setelah pembacaan penjualan ritel pada hari Kamis, pejabat Fed masih memperingatkan agar tidak bertaruh pada penurunan suku bunga lebih awal,” ujar dia dalam riset harian, dikutip Senin (19/2/2024).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Januari 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$2,02 miliar, yang merupakan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu, surplus ini didukung oleh surplus neraca komoditas non-migas sebesar US$3,32 miliar.
Komoditas seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja menjadi kontributor utama terhadap surplus tersebut. Namun, neraca perdagangan komoditas migas menunjukkan defisit sebesar US$1,30 miliar, dengan hasil minyak dan minyak mentah sebagai penyumbang utama defisit tersebut.
+ There are no comments
Add yours