Tantangan bagi Indonesia dalam mencapai target nilai ekspor nonmigas sebesar Rp3.028 triliun pada tahun 2024 semakin besar mengingat kondisi ekonomi China dan Amerika Serikat (AS) yang tengah mengalami kontraksi.
China, sebagai mitra dagang utama Indonesia, mengalami penurunan konsumsi dan produksi yang mengakibatkan pertumbuhan ekonominya melambat. Dampaknya terlihat pada kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke China yang mengalami penurunan sebesar 20,73% (bulan ke bulan) dengan nilai US$4,57 miliar pada Januari 2024. Sementara itu, nilai ekspor nonmigas ke AS juga mengalami penurunan dari US$2,06 miliar pada Desember 2023 menjadi US$1,99 miliar pada Januari 2024, dengan AS menyumbang 10,41% dari total ekspor nonmigas bulan tersebut.
Benny menyarankan agar pemerintah melakukan evaluasi dan peninjauan kembali terhadap semua perjanjian dagang bilateral untuk mendorong target ekspor manufaktur tahun 2024. Benny menuturkan “Perlu dilakukan review terhadap semua perjanjian dagang bilateral untuk lebih fokus di setiap jenis komoditi yang akan kita eksport ke negara tersebut,”
+ There are no comments
Add yours