Harga minyak naik pada Senin (2/10) pagi. Penguatan terjadi seiring perhatian investor pada prospek pasokan global yang ketat dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang terhindar dari penutupan operasi (shutdown). Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent untuk Desember naik 18 sen, atau 0,2 persen, menjadi US$92,38 per barel pada 00.37 GMT usai turun 90 sen pada Jumat lalu.
Kedua harga minyak acuan tersebut menguat hampir 30 persen pada kuartal ketiga di tengah perkiraan defisit pasokan minyak mentah yang besar pada kuartal keempat setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan tambahan hingga akhir tahun. Empat sumber Reuters mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama Rusia dan sekutu lainnya, atau OPEC+, kemungkinan tidak akan mengubah kebijakan produksi karena pasokan yang lebih ketat dan peningkatan permintaan mendorong reli harga minyak.
Sementara itu, investor tetap berhati-hati terhadap perekonomian Tiongkok. Pasalnya, survei sektor swasta menunjukkan aktivitas pabrik di negara tersebut berkembang lebih lambat pada lalu September seiring permintaan eksternal yang lesu. Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah serangkaian langkah-langkah kebijakan yang sederhana, tetapi prospeknya dibayangi oleh kemerosotan properti, penurunan ekspor dan tingginya pengangguran kaum muda, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan lemahnya permintaan bahan bakar.
+ There are no comments
Add yours