Harga emas menguat pada awal perdagangan hari ini. Harga emas berhasil mencapai puncaknya dalam dua minggu seiring fokus pasar beralih ke pertemuan The Federal Reverse (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan Selasa (30/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,21% di posisi US$ 2036,11 per troy ons. Harga tersebut adalah yang tertinggi dalam 10 hari perdagangan terakhir.
Sementara, hingga pukul 05.45 WIB Rabu (31/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,03% di posisi US$ 2036,63 per troy ons.
Harga emas naik ke level tertinggi dalam dua minggu pada perdagangan Selasa, didukung oleh pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil Treasury, sementara fokus beralih ke pertemuan kebijakan The Fed untuk mengetahui seberapa cepat mereka akan memangkas suku bunga tahun ini.
Keputusan kebijakan The Fed akan dirilis pada hari Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, setelah membuat perubahan dovish pada pertemuan Desember. Pasar secara luas memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada akhir pertemuan dua hari tersebut.
“The Fed ingin memastikan pasar yang stabil sehingga kita mungkin tidak melihat banyak penurunan suku bunga, dan Powell akan bersikap netral dan membicarakan kemungkinan penurunan suku bunga,” tambah Pavilonis, dilansir dari Reuters.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
Selain The Fed, kabar baik dari Dana Moneter Internasional (IMF) juga menopang kinerja emas.
Dalam World Economic Outlook (WEO) terbaru, pertumbuhan tahun ini akan berada di kisaran 3,1%, naik 0,2 poin persentase dari perkiraan Oktober. ‘Ketahanan’ yang tak terduga di negara-negara maju dan berkembang menjadi alasan. Proyeksi pertumbuhan global untuk 2025 tidak berubah yakni 3,2% pada tahun 2025.
Pertumbuhan global yang membaik akan meningkatkan pembelian emas sehingga harganya pun terangkat.
+ There are no comments
Add yours