Perkembangan teknologi digital berkembang sangat pesat menciptakan inovasi dari berbagai aspek termasuk merambat ke jasa keuangan. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengisyaratkan bisnis paylater lebih terjamin dibandingkan cash loan, seperti peer to peer (P2P) lending.
Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan, berdasarkan masukan dari sejumah diskusi, paylater lebih terjamin karena data penggunanya sudah terlebih dahulu diverifikasi sebelum menggunakan layanan tersebut.
Kuseryansyah menjelaskan, verifikasi awal data pengguna disebut juga terkait dengan profil risiko. Sehingga, proses penyaringan dan analisis jumlah pinjaman yang dimiliki peminjam tetap menjadi acuan dalam menentukan pinjaman di paylater.
Namun, kata dia, Anggota AFPI yang menjalankan paylater juga diharapkan tetap melakukan proses verifikasi terhadap pengguna paytren, serta analisa terkait dengan performance pembayaran dari pengguna.
Riset yang dilakukan Kredivo, salah satu penyedia layanan paylater, bersama Katadata Insight Center menunjukkan metode paylater meningkat menjadi 38% pada tahun ini. Tahun lalu, porsi pembayaran menggunakan paylater hanya 28%.
Bahkan, penggunaan paylater menandingi pembayaran lewat Alfamart atau Indomaret yang hanya 34%, kartu debit sebesar 14%, serta kartu kredit yang sebanyak 6%. Namun, penggunaan paylater tertinggal dibandingkan dengan pembayaran e-wallet sebanyak 79%, dan transfer bank sebesar 55%.
+ There are no comments
Add yours