Harga emas bergerak lebih rendah pada awal perdagangan hari ini, setelah lonjakan dua hari beruntun pada pekan kemarin. Kembali melemahnya harga emas karena memudarnya optimisme para pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga. Pada perdagangan Jumat (19/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,32% di posisi US$ 2029,09 per troy ons. Namun, dalam sepekan, harga emas ambruk 0,96%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya di mana emas menguat 0,16%.
Emas menguat pada perdagangan Jumat, namun bersiap untuk mencatat penurunan mingguan terbesar dalam enam minggu terakhir, karena komentar dari pembuat kebijakan The Federal Reserve (The Fed) sepanjang pekan kemarin menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal.
Analis dari TD Securities, Bart Melek, mengatakan selama sepekan kemarin, pasar telah berspekulasi mengenai waktu penurunan suku bunga The Fed. Kondisi ini tercermin dalam pergerakan harga emas.
Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan pada Jumat bahwa Fed memerlukan lebih banyak data inflasi sebelum keputusan penurunan suku bunga dapat dibuat. Sementara, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic pada hari Kamis mengatakan dasar untuk memulai pemotongan adalah pada kuartal ketiga.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
+ There are no comments
Add yours