Bank Pembangunan Asia (ADB) mengungkapkan akan segera meluncurkan proyek pertama di Indonesia untuk program pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Hal itu memungkinkan negara-negara di Asia termasuk Indonesia bisa memanfaatkan permodalan dari ADB untuk program pensiun dini PLTU dalam negeri.
Adapun, ADB memanfaatkan modal swasta dan publik untuk membiayai kembali investasi pada PLTU batu bara, sehingga perjanjian jual beli listrik dapat dipersingkat dan pembangkit listrik bisa ditutup satu dekade lebih awal dari yang direncanakan. Penasihat iklim senior ADB Warren Evans menilai para negara maju belum memenuhi janji untuk menyediakan pendanaan tahunan sebesar US$100 miliar pada tahun 2020. Dia mengatakan walaupun janji tersebut dipenuhi, hal itu tidak akan cukup untuk membiayai proyek pemensiunan PLTU batu bara.
Dengan begitu, ADB baru-baru ini meluncurkan Fasilitas Pembiayaan Inovatif untuk Iklim di Asia dan Pasifik (IF-CAP), sebuah fasilitas penjaminan yang didukung donor yang memungkinkan ADB menyalurkan modal miliaran dolar untuk pinjaman proyek-proyek perubahan iklim di wilayah tersebut. Sebagaimana diketahui, rencana suntik mati PLTU Cirebon-1 akan menggunakan skema Energy Transition Mechanism (ETM) dengan dukungan Asian Development Bank (ADB). ADB telah meneken perjanjian untuk memensiunkan PLTU berbahan bakar batu bara Cirebon-1 di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan kapasitas 660Mega Wattmilik Cirebon Electric Power (CEP).
+ There are no comments
Add yours