Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki sejumlah strategi dalam meningkatkan penerimaan negara. Perluasan atau ekstensifikasi penerimaan negara itu akan dilakukan dengan menerapkan sejumlah pajak dan cukai baru apabila terpilih.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Erwin Aksa mengatakan ekstensifikasi pajak akan dilakukan dengan menerapkan pajak terhadap usaha kecil menengah (UKM). Dia mengatakan kendati pendapatan dari sektor pajak UKM ini kemungkinan kecil, namun langkah ini perlu dilakukan agar lebih banyak masyarakat yang dapat ikut berkontribusi dalam penerimaan negara.
“Bagaimana semua pelaku usaha dan masyarakat Indonesia bisa terlibat dalam pendapatan negara walaupun kecil atau bahkan kita menaikkan pembayar pajak yang tidak kena pajak ya, rasio batas itu,” kata dia melanjutkan.
Erwin meyakini dengan dilakukannya ekstensifikasi pajak itu, maka rasio perpajakan Indonesia pada 2029 bisa mencapai 18%. Dengan rasio pajak yang naik, Erwin meyakini banyak program andalan Prabowo-Gibran yang bisa dilaksanakan, salah satunya adalah makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah dan ibu yang diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp 400 triliun.
Selain soal pajak, Erwin mengatakan Prabowo-Gibran juga akan melakukan ekstensifikasi di bidang penerimaan cukai. Dia mengatakan Prabowo akan memberlakukan cukai terhadap minuman berpemanis. Dia menilai minuman berpemanis ini perlu diberi cukai karena telah membuat banyak masyarakat Indonesia terkena diabetes. Pengobatan penyakit diabetes, kata dia, telah menghabiskan anggaran BPJS Kesehatan hingga Rp 20 triliun. “Bayangkan BPJS harus mengeluarkan RP 20 triliun untuk penyakit diabetes,” kata dia.
Selain minuman manis, Erwin mengatakan pihaknya juga akan menerapkan pajak impor gandum. Menurut dia, kebocoran dari pajak gandum ini cukup besar. “Kita 0% pajak gandum kita, negara lain seperti Thailand, Brunei sudah menerapkan pajak impor kepada gandum,” kata dia.
+ There are no comments
Add yours