Pasar keuangan Indonesia pesta pora pada pekan lalu dan menjelang libur panjang Hari Raya Natal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah menguat sementara pasar Surat Berharga Negara (SBN) diincar investor.
IHSG pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (22/12/2023), IHSG ditutup di posisi 7237,5. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 15 September 2022 atau lebih dari 15 bulan. Pada Jumat lalu, IHSG menguat 0,39% sehari dan menanjak 0,65% sepekan. Dengan demikian, IHSG sudah menguat selama delapan pekan beruntun. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,52 triliun dalam sepekan. Volume perdagangan pekan lalu mencapai 89,1miliar dengan turn over menyentuh Rp 47,4 triliun.
Dari sisi pasar mata uang, nilai tukar rupiah masih perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Dalam sepekan, nilai tukar rupiah menguat 0,06%. Penguatan ini memperpanjang tren positif rupiah yang juga menguat 0,1% pada pekan sebelumnya. Sementara itu, SBN pemerintah terus diincar investor, terutama asing. Hal ini ditandai dengan terus melemahnya yield atau imbal hasil.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, imbal hasil SBN tenor 10 tahun ditutup di posisi 6,49%%. Imbal hasil melemah dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka 6,64%. Imbal hasil pada akhir pekan lalu adalah yang terendah sejak 5 September 2023 atau hampir empat bulan lebih.
Cemerlangnya kinerja keuangan dalam negeri tak bisa dilepaskan dari banyaknya kabar positif dari luar negeri. Di antaranya adalah sinyal kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang semakin dovish. Kondisi ini ikut melemahkan dolar AS, imbal hasil US Treasury, dan mengalirnya derasnya capital inflow.
Dolar melemah sejalan dengan menguatnya ekspektasi pelaku pasar mengenai kebijakan dovish The Fed. Perangkat Fed Watch Tool memperkirakan The Fed sudah mulai memangkas suku bunga pada Maret tahun depan.
Ekspektasi pasar membuat aliran modal asing ke Indonesia kencang. Data BI merujuk pada transaksi 18-21 Desember 2023 mencatat adanya beli neto sebesar Rp 6,377 triliun dari investor asing di pasar keuangan Indonesia. Investor asing mencatat jual neto sebesar Rp 0,12 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto sebesar Rp 1,52 triliun di pasar saham, serta beli neto sebesar Rp 4,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
+ There are no comments
Add yours