Pasar keuangan Indonesia serentak melemah dengan ditutup di zona negatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) masih diburu asing selama tiga hari beruntun.
IHSG sepanjang perdagangan kemarin, Senin (18/12/2023) terpantau anjlok nyaris 1% ke posisi 7119,525. Koreksi kemarin membuat IHSG berada di posisi terendah sejak 13 Desember 2023 dan semakin menjauhi level psikologis 7200. Sebanyak 189 saham menguat, 356 saham melemah sementara 225 bergerak stagnan. Nilai perdagangan yang tercatat kemarin mencapai Rp12,37 triliun dan melibatkan 28,849 miliar saham. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp383,18 miliar di semua pasar.
Koreksi IHSG salah satunya disebabkan karena masih adanya pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yang masih bernada hawkish. Ini membuat pasar sedikit cemas bahwa sikap The Fed masih terpecah dan membuat prospek berakhirnya era suku bunga tinggi tidak tercapai. Alhasil risk asset seperti saham terdampak negatif.
Presiden The Fed New York John Williams mengungkapkan penurunan suku bunga bukanlah menjadi topik utama bank sentral saat ini. Williams mengatakan masih terlalu dini untuk memikirkan pemangkasan suku bunga. Ia pun menegaskan bahwa The Fed akan tetap bergantung pada data dan jika tren penurunan inflasi berbalik, pihaknya siap untuk memperketat kebijakan lagi. “Sepertinya kita sudah mendekati atau mendekati batasan tersebut dalam hal pembatasan yang cukup, namun keadaan bisa berubah,” kata Williams.
Beralih ke nilai tukar rupiah, dilansir dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup melemah pada perdagangan kemarin sebesar 0,1% di angka Rp15.505/US$. Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi dua hari beruntun sejak 14 Desember 2023. Rupiah mengalami depresiasi justru di tengah derasnya dana asing ke pasar keuangan domestik. Berdasarkan data transaksi 11 – 14 Desember 2023 yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp6,82 triliun terdiri dari beli neto Rp3,98 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,34 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
+ There are no comments
Add yours