Sejumlah bank asing telah angkat kaki untuk beroperasional di Indonesia. Terbaru, kepergian Citibank, N.A. Indonesia, Standard Chartered, dan PT Bank Commonwealth (PTBC) menjadi sorotan. PT UOB Indonesia pada Rabu (6/12/2023) mengumumkan penyelesaian akuisisi bisnis perbankan konsumer Citigroup di Indonesia serta integrasi penuh aset dan liabilitasnya. Direktur Utama UOB Indonesia Hendra Gunawan mengungkapkan biaya akuisisinya sekitar Rp 1 triliun. Sementara itu, bank asing asal Inggris, Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) sudah merampungkan proses penjualan kredit ritelnya ke bank milik Grup MUFG PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN). Proses tersebut rampung pada kuartal IV-2023.
Ada pula sejumlah bank asing yang telah hengkang dari industri perbankan Indonesia.
Rabobank Indonesia
Pada bulan April 2019, PT Rabobank Internasional Indonesia mulai menghentikan operasinya, setelah 29 tahun berbisnis di Indonesia. Tepatnya, Rabobank Indonesia berdiri pada tahun 1990. Rabobank memutuskan hengkang dari Indonesia karena alasan kerugian yang dialami selama bertahun-tahun. Berdasarkan laporan bulanan yang disampaikan perseroan, hingga Maret 2019, perseroan melaporkan kerugian Rp 9,78 miliar.
Pendapatan bunga bersih perseroan tercatat hanya Rp 103,67 miliar secara tahunan terus turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 106,1 miliar. Total nilai Aset pada Maret 2018 itu mencapai Rp 17,38 triliun. Sementara itu, total liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 15,37 triliun dengan total ekuitas Rp 2,02 triliun.
Bank RBS Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha kantor cabang asing The Royal Bank of Scotland N.V. (RBS) di Indonesia pada Februari 2018. Pencabutan ini dilakukan atas permintaan kantor pusat RBS di Belanda yang disampaikan pada OJK pada 1 November 2016.
RBS setop beroperasi karena induk usaha merubah strategi bisnis perusahaan, Selain menutup bisnis di Indonesia, RBS pusat juga menutup operasi di 24 negara lainnya. RBS Indonesia mulai beropoerasi pada tahun 1969. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang 2016 RBS menelan rugi bersih hingga Rp 28,23 miliar.Tahun sebelumnya, bank rugi Rp 78,13 miliar.
Bank ANZ Indonesia
Pada tahun 2018, PT Bank ANZ Indonesia asal Australia, resmi melepas bisnis ritel mereka di Indonesia kepada PT Bank DBS Indonesia asal Singapura. ANZ Indonesia sendiri telah berdiri RI sejak tahun 1973.
Lini bisnis yang dilepas melingkupi kredit ritel dan layanan dana nasabah kaya atau wealth management. Tidak hanya di Indonesia, ANZ menjual lini bisnis miliknya itu di Singapura, Hong Kong, China, dan Taiwan. Penjualan ini mengakibatkan kerugian bagi ANZ sebesar US$ 265 juta atau sekitar Rp3,4 triliun. Langah ini berkaitan dengan perubahan strategi dan fokus usaha ANZ di kawasan Asia.
+ There are no comments
Add yours