Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) telah mengubah haluannya dari hawkish menjadi dovish. Hal ini tercermin dari dokumen dot plot yang baru saja dirilis.
Sebagai catatan, pada Kamis dini hari waktu Indonesia (14/12/2023), The Fed mengumumkan bahwa suku bunga masih di tahan di angka 5,25-5,5%. Suku bunga yang di tahan ini merupakan ketiga kalinya yang dimulai sejak September 2023.
Keputusan suku bunga The Fed sejak Maret 2022
Periode | Naik/turun | Suku bunga |
---|---|---|
13 Desember 2023 | 0 | 5.25-5.50% |
1-Nov-23 | 0 | 5.25-5.50% |
20-Sep-23 | 0 | 5.25% – 5.50% |
26 Juli 2023 | 25 | 5.25% – 5.50% |
16 Juni 2023 | 0 | 5.00% – 5.25% |
3 Mei 2023 | 25 | 5.00% – 5.25% |
22 Maret 2023 | 25 | 4.75% – 5.00% |
1 Februari 2023 | 25 | 4.50% – 4.75% |
14 Desember 2022 | 50 | 4.25% – 4.50% |
2-Nov-22 | 75 | 3.75% – 4.00% |
21-Sep-22 | 75 | 3.00% – 3.25% |
27 Juli 2022 | 75 | 2.25% – 2.50% |
16 Juni 2022 | 75 | 1.50% – 1.75% |
5 Mei 2022 | 50 | 0.75% – 1.00% |
17 Maret 2022 | 25 | 0.25% – 0.50% |
Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, mengatakan jika inflasi sudah bergerak sesuai keinginan The Fed. Namun, dia mengingatkan jika inflasi masih tinggi. Dia mengingatkan jika upaya menurunkan inflasi ke target mereka yakni 2% bisa berubah dan masih belum pasti.
Sementara untuk inflasi inti masih stabil di level 4% yoy. Angka ini tak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Realisasi inflasi dan inflasi inti kali ini sesuai dengan harapan pasar, tetapi masih cukup jauh dari target the Fed yang mengharapkan inflasi turun ke 2%.
Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate, sebagai hasil rapat dewan gubernur pada 22-23 November 2023. BI rate dipertahankan di level 6%, sama seperti level saat kenaikan bulan lalu sebesar 25 basis points (bps) pada 19 Oktober 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 29 November 2023 bahwa suku bunga acuan akan ditahan sampai 2025.
+ There are no comments
Add yours