Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan lalu terpantau mulai melemah lantaran ekonomi China lesu. Pekan ini akan banyak data rilis yang potensi memunculkan sikap wait and see pasar. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir pekan lalu, Jumat (8/12/2023) menguat 0,03% secara harian ke posisi Rp15.505/US$. Penguatan tersebut berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi pada satu hari sebelumnya sebesar 0,13%.
Ekonomi China diproyeksikan melambat pada 2024 dan akan mengalami soft landing. Perlambatan tersebut berdampak bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor. Moody’s, lembaga pemeringkat yang berbasis di AS juga menurunkan “outlook” peringkat utang A1 China dari “stabil” menjadi “negatif”. Moody’s mengatakan penurunan terjadi akibat biaya untuk memberikan dana talangan (bailout) kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara masih akan membebani ekonomi negeri asal Panda tersebut. Belum lagi, rencana untuk mengendalikan krisis properti, perlu dicatat real estate dan sektor terkait menyumbang lebih dari seperempat perekonomian Tiongkok.
Mulai dari hari ini, Senin (11/12/2023) Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan ritel yang menurut Trading Economics diproyeksikan meningkat dari 1,5% yoy pada September menjadi 1,9% yoy pada Oktober 2023. Sebelumnya, pertumbuhan penjualan meningkat untuk pakaian (13,6% vs 8,1% di bulan Agustus) dan bahan bakar (9,9% vs 1,4%) sementara suku cadang & aksesoris otomotif meningkat tajam (11,5% vs -0,9%). Sementara itu, penjualan makanan terus meningkat (2,3% vs 3,4%).
Selanjutnya, pada Selasa (12/12/2023) dari negeri Paman Sam akan merilis data inflasi dan inflasi inti. Konsensus berekspektasi bahwa inflasi inti akan tetap di angka 4% yoy pada November. Sedangkan inflasi akan sedikit melandai ke angka 3,1% yoy, melandai dibandingkan periode Oktober di angka 3,2% yoy.
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, gerak rupiah mulai memasuki tren sideways dengan posisi saat ini tertahan di atas level psikologis Rp15.500/US$. Posisi ini kini menjadi support yang potensi di uji menjadi target penguatan terdekat, jika posisi ini tertembus maka penguatan selanjut-nya bisa ke Rp15.440/US$. Posisi tersebut diambil berdasarkan garis horizontal dari low candle 4 Desember 2023.
+ There are no comments
Add yours