Penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) ternyata tak akan membuat manusia jadi pengangguran. Ancaman nyatanya adalah gaji akan makin kecil dan susah naik. Setidaknya begitu menurut riset terbaru yang dipublikasikan European Central Bank, dikutip dariĀ Reuters, Rabu (29/11/2023). Banyak perusahaan teknologi yang berinvestasi besar-besaran untuk mengembangkan AI. Para ekonom berusaha memprediksi dampak teknologi tersebut ke bursa kerja. Sebab, sejak awal kemunculannya yang populer berkat ChatGPT pada 2022 lalu, banyak kekhawatiran bahwa AI akan memengaruhi masa depan manusia dalam hal pekerjaan.
Riset ECB menunjukkan bahwa banyak perusahaan kesulitan mencari karyawan yang memenuhi kualifikasi. Artinya, ada ketidaksesuaian antara kebutuhan pemberi kerja dengan skill set pencari kerja. Buletin penelitian yang dipublikasikan ECB mengatakan pekerjaan dengan keterampilan rendah-menengah tak terlalu banyak yang menuntut penguasaan AI. Namun, pekerjaan dengan keterampilan level tinggi banyak yang sudah memberikan syarat terkait kemampuan AI. Hipotesis soal AI akan membuat gaji manusia masa depan makin sedikit memang belum bisa dipastikan 100%.
“Teknologi AI terus berkembang dan diadopsi. Dampaknya mayoritas terlihat pada bursa kerja dan gaji. Namun, belum bisa dipastikan,” kata laporan tersebut.
+ There are no comments
Add yours