BI Jadi Pusat Perhatian, Imbas Rupiah Bergerak Tak Menentu

Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin, Rabu (22/11/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi, rupiah melemah, dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) turun yang menandakan kenaikan harga. Pergerakan pasar keuangan diharapkan membaik pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini akan dibahas pada halaman 3 artikel ini. Para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4 serta kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS) sebagai ekonomi terbesar dunia pada halaman 2.

Sebanyak 180 saham bergerak naik, 355 bergerak turun dan 326 tidak berubah dengan transaksi turnover Rp 8,5 triliun dengan 23,5 miliar saham. Penurunan juga terjadi seiring investor asing mencatat net sell sebesar Rp 31,61 miliar. Pelemahan IHSG dikontribusikan terbesar oleh penguatan sektor utilitas yang kembali menjadi bottom movers atau pemberat dengan penurunan 9,43%, penurunan diakibatkan oleh saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang terkoreksi 9,96%.

Pada perdagangan kemarin, koreksi IHSG menjadikan pelemahan dua hari perdagangan, menjadikan indikator pasar modal domestik yang masih kekurangan ‘tenaga’, baik dari perekonomian riil maupun tanda suku bunga diturunkan untuk menembus level psikologis 7.000. Secara lebih spesifik, penurunan IHSG besar diakibatkan oleh emiten energi baru dan terbarukan milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni BREN yang turun 24,22 indeks poin menjadi Rp 5.650 per saham.

Penurunan saham BREN menggagalkan usaha mengejar kapitalisasi pasar saham Bank Central Asia (BBCA) dengan market cap terbesar, bahkan sekarang berada di posisi ke-3 di bawah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Valuasi saham BREN tersisa Rp 755 triliun. Koreksi ini terjadi seiring dengan pasar yang mulai melakukan aksi penjualan pasca cum date pembagian dividen kemarin. Meski demikian, kenaikan IPO fenomenal saham BREN telah meningkatkan harganya sebanyak 624% dari harga awal melantai di bursa sebesar Rp 780/saham.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours