Mampukah Rupiah Libas Dolar AS? Jelang Rilis Suku Bunga BI

Terpantau mulai melemah Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah keluar risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Akan tetapi hari ini. Kamis (24/11/2023) akan ada pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang menjadi fokus pelaku pasar. Rupiah ditutup melemah di angka Rp 15.570/US$ atau terdepresiasi 0,87% pada perdagangan Rabu (22/11/2023). Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi tiga hari beruntun sejak 17 November 2023. Adapun pelemahan rupiah kemarin, Rabu (23/11/2023) terjadi akibat sentimen global dimana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) merilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) . Rilis risalah pertemuan FOMC tersebut kembali menegaskan the Fed akan tetap memberlakukan kebijakan moneter secara terbatas demi target inflasi 2%. Risalah FOMC menunjukkan jika pejabat The Fed akan lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan suku bunga. Ada isyarat kenaikan suku bunga jika upaya untuk mengendalikan inflasi goyah. Untuk diketahui target The Fed perihal inflasi yakni 2%.

The Fed mengatakan kebijakan harus tetap “membatasi” sampai data menunjukkan inflasi berada pada jalur yang meyakinkan untuk kembali ke sasaran bank sentral sebesar 2%. Kebijakan The Fed masih akan restriktif dan mereka juga kelihatannya belum akan melakukan kebijakan penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Ini yang jadi momentum buat investor untu melakukan profit taking dahulu di pasar emerging market seperti Indonesia,” ujar Global Markets Economist Bank May. Beralih ke domestik, BI terpantau akan mengumumkan hasil RDG pada hari ini pukul 14:00 WIB. Pelaku pasar terbelah dalam memperkirakan suku bunga acuan BI bulan ini dengan dua opini antara mempertahankan suku bunga dan menaikkan suku bunga. Polling yang dilaksanakan Tim CNBC Indonesia Research belum menunjukkan adanya opini pemangkasan suku bunga. Mayoritas lembaga berpendapat level ini masih akan ditahan pada pertemuan nanti. Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. Sementara itu, ada tiga lembaga memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,25%.

Dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah terpantau ada pelemahan tajam yang menyebabkan adanya gap up cukup besar dari rupiah yang sempat menguat ke level Rp15.400/US$. Pelemahan rupiah kemarin akhirnya membuat rupiah menguji Rp15.500/US$ saat ini, sebagai antisipasi pelaku pasar perlu mencermati posisi resistance terdekat di level psikologis Rp15.600/US$ sebagai target pelemahan terdekat. Posisi ini juga berdekatan dengan garis horizontal dari high 16 November 2023 tepatnya di Rp15.615/US$. Walau ada pelemahan, gerak rupiah dalam tren besar masih menguat, terlebih dengan gap up besar yang terjadi pasca rupiah melemah kemarin, ini menunjukkan peluang rupiah untuk kembali menguat cukup tinggi. Terdekat, peluang rupiah menguat bisa ke support Rp15.540/US$, posisi ini bertepatan dengan garis rata-rata selama 20 jam atau moving average 20 (MA20). Jika ini tertembus, peluang rupiah menutup gap paling tidak ke Rp15.460/US$ akan sangat memungkinkan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours