Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street berbalik arah dibuka kompak di zona merah pada perdagangan Selasa (21/11/2023), seiring pelaku pasar yang menilai beberapa pergerakan saham ritel yang mengecewakan dan menantikan rilis risalah pertemuan Bank Sentral AS (The Fed/Federal Reserve) atau biasa disebut FOMC Minutes.Dow Jones dibuka melemah 0,27% di posisi 35.055,36, sementara S&P 500 turun 0,30% di posisi 4.533,80, begitu juga dengan Nasdaq terdepresiasi 0,48% di posisi 14.216,50.Risalah pertemuan The Fed dijadwalkan rilis pada hari Rabu dini hari pukul 02.00 WIB. Pengumuman ini akan menentukan terkait kebijakan moneter The Fed terkait stance nya untuk menekan inflasi hingga menyentuh target 2% melalui pengetatan suku bunga.Sebagai informasi, inflasi AS periode Oktober tercatat sebesar 3,2% lebih rendah dibanding perkiraan konsensus sebesar 3,7%. Data Trading Economics menunjukkan inflasi AS November bertahan di level 3,2%.Para investor berharap untuk memperoleh informasi mengenai keputusan suku bunga dari FOMC Minutes, setelah bank sentral mempertahankan suku bunga acuannya pada level 5,25%-5,5%.Investor juga masih akan memperhatikan terkait kemungkinan diperlukannya mengubah kebijakan kembali hawkish di masa depan. Analis memperkirakan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal akan tetap stabil pada pertemuan bulan Desember mendatang.Penurunan ketiga indeks AS terjadi seiring terkoreksinya emiten yang bergerak di sektor ritel. Saham Lowe’s turun 2,3% setelah menurunkan perkiraan penjualan setahun penuh.Saham Best Buy turun 4,6% juga terkoreksi, akibat diturunkannya proyeksi kinerja setahun penuh dan pendapatan yang meleset.Saham Pengecer pakaian American Eagle anjlok 16,9% setelah panduan pendapatan operasional yang lebih lemah dari perkiraan untuk setahun penuh.Pelemahan saham AS juga terjadi seiring indeks dolar DXY yang mengalami pelemahan. Penurunan ini menjadi indikasi bahwa pelaku pasar melarikan dananya dari pasar AS seiring ketidakpastian ekonomi.Indeks dolar AS mencapai titik terendah yang sejak akhir Agustus.Indeks, yang mengukur the greenback terhadap sekeranjang mata uang asing, mencatat sesi terendah di 103,18. Itu menandai level termurah bagi indeks tersebut sejak 31 Agustus, ketika mencapai 103,009.
You May Also Like
Emiten Tambang Prajogo (PTRO) Akan Lakukan Stock Split 1:10
November 7, 2024
Sritex (SRIL) Buka Suara Setelah Dinyatakan Bangkrut
October 29, 2024
BEI Menetapkan rata-rata transaksi harian Rp13,5 triliun di 2025
October 25, 2024
+ There are no comments
Add yours