Pasar keuangan Tanah Air mencatatkan kinerja positif sejalan dengan inflasi Amerika Serikat (AS) yang melandai serta perbaikan data ekonomi dalam negeri. Penguatan kemarin didorong dari sentimen global AS yang mencatat inflasi semakin melandai menjadi 3,2% secara tahunan (yoy) pada periode Oktober 2023, dibandingkan periode September 2023 sebesar 3,7℅ yoy. Sentimen lain juga datang dari surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 yang tercatat sebesar US$ 3,48 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada September 2023 sebesar US$3,41 miliar. Sebagai informasi, neraca dagang Indonesia di luar dugaan mencatatkan surplus sebesar US$ 3,48 miliar atau lebih besar dibandingkan dengan konsensus CNBC Indonesia yang hanya memperkirakan surplus SU$ 3 miliar. Surplus ditopang oleh kenaikan ekspor batu bara dan baja. Kenaikan surplus ini diharapkan bisa mengurangi defisit atau mengembalikan transaksi berjalan ke arah surplus ke depan. Nilai impor Indonesia naik 7,68% secara bulanan (mtm) pada Oktober 2023 menjadi US$ 18,67 miliar.
Angka ini naik bila dibandingkan September 2023. Sementara nilai impor secara tahunan mengalami penurunan sebesar 2,42%. Sementara itu, nilai ekspor Indonesia naik 6,76% secara bulanan (mtm) tetapi turun 10,3% (yoy) pada periode Oktober 2023 menjadi US$22,15 miliar. Capital inflow juga nampak mulai datang dari pasar obligasi Indonesia. Tercermin dari imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang kembali melemah 2,10℅ ke level 6,8% pada perdagangan Rabu (15/11/2023). Secara teknikal dalam basis waktu per jam, kini rupiah sudah bergerak dalam tren penguatan, dalam jangka pendek support terdekat atau target penguatan dalam jangka pendek bisa dicermati pada posisi Rp15.490/US$. Nilai tersebut didapatkan dari garis horizontal yang sempat diuji pada low kemarin, Rabu (!5/11/2023). Di sisi lain, pelaku pasar juga harus mencermati area resistance untuk antisipasi jika ada pembalikan melemah dari rupiah di sekitar Rp15.560/US$, posisi ini bertepatan dengan garis rata-rata selama 20 jam atau moving average 20 (MA20).
+ There are no comments
Add yours