Inflasi AS Melandai Bawa Hawa Positif Bagi Bursa Saham Dan Mata Uang Global

Melandainya inflasi Amerika Serikat (AS) diperkirakan bakal berdampak positif ke banyak hal, mulai dari bursa saham, mata uang global, hingga harga komoditas. Inflasi AS melandai ke 3,2% (year on year/yoy) pada Oktober 2023, lebih rendah dibandingkan 3,7% (yoy) pada September serta di bawah ekspektasi pasar (3,3%). Ini adalah kali pertama inflasi AS melandai dalam empat bulan terakhir.
Inflasi melemah ditopang oleh turunnya harga energi, terutama besin. Inflasi pada bahan pangan juga juga melandai menjadi 3,2% pada Oktober dari 3,7% pada September.
Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mencatatkan penurunan inflasi adalah kendaraan dan perumahan.

Melemahnya inflasitentu saja disambut gembira pelaku pasar di berbagai dunia. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). “Anda sekarang bisa mengatakan selamat tinggal ke era kenaikan suku bunga,” tutur Brian Jacobsen, analis dari Annex Wealth Management, dikutip dari Reuters.

Berikut beberapa alasan mengapa melandainya inflasi AS bakal disambut pasar global:
1. The Fed bisa dovish
Melandainya inflasi AS memungkinkan The Fed untuk berbalik arah ke dovish. Dalam pertemuan terakhir The Fed pada Oktober lalu, The Fed menegaskan jika mereka belum yakin dengan data inflasi AS.
Pada Oktober 2023, inflasi AS masih berada di angka 3,7% (yoy) atau jauh di bawah target The Fed di kisaran 2%. The Fed pada akhirnya memilih untuk mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50%.
Dengan inflasi yang kini mendekati kisaran 2% maka pelaku pasar semakin optimis jika The Fed tidak akan mengerek suku bunga lagi.

2. Dolar melemah, rupiah bisa menguat
Melemahnya inflasi AS dan harapan akan The Fed yang tidak akan hawkish langsung membuat dolar AS ambles. Indeks dolar langsung melemah ke 104,08 pada perdagangan Selasa (14/11/2023), terendah sejak 31 Agustus 2023 atau lebih dari dua bulan. Pelemahan dolar ini menandai jika pelaku pasar tengah menjual dolar AS secara masif dan mengalihkannya ke instrument lain. Rupiah bisa kembali dilirik investor asing sehingga bisa kembali menguat.

3. Imbal hasil US Treasury turun, SBN bisa dilirik lagi
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun langsung terjun ke 4,45% pada perdagangan Selasa kemarin, terendah sejak 22 September 2023 atau lebih dari sebulan terakhir. Melandainya imbal hasil diyakini akan berimbas pula pada turunnya imbal hasil surat utang negara lain, termasuk Surat Berharga Negara (SBN). Pasalnya, US Treasury menjadi kurang menarik dan investor asing akan mencari instrument serupa yang menjanjikan return lebih menarik. SBN bisa kembali dicari sehingga harganya akan naik dan imbal hasil akan turun. Imbal hasil SBN tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin naik ke 6,95%, dari 6,9% pada hari sebelumnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours