Pelemahan harga batu bara kembali terjadi, hal ini diakibatkan oleh Eropa yang lebih berkomitmen pada sumber energi gas yang persediaannya berada di level tertinggi sepanjang sejarah. Melansir pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember ditutup pada posisi US$126 per ton ataru terkoreksi 0,39% pada perdagangan Selasa (12/11/2023). Akibat pelemahan ini, akan memperpanjang tren negatif pasir hitam yang juga ambruk 2,3% pada Senin.
Pelemahan yang terjadi, menjadi kabar buruk awal pekan ini akibat kegagalan harga batu bara menembus level psikologis US$130 per ton. Polemik ini menjadikan adanya kemungkinan harga akan terus merosot akibat pelaku industri yang menahan pembelian saat harga batu bara meningkat, seiring dengan pasokan yang sudah memadai.
Harga batu bara yang melemah juga disebabkan oleh langkah China yang lebih memprioritaskan gas alam daripada batu bara, seiring dengan usaha Tiongkok untuk meningkatkan peran energi hijau. China adalah konsumen energi terbesar di dunia, yang sedang bertransformasi menjadi pedagang komoditas energi untuk meraup keuntungan. Berdasarkan laporan Reuters, China semakin aktif dalam penjualan gas alam cair (LNG) ke negara-negara Asia lainnya, bertujuan mendapatkan manfaat dari fluktuasi harga. Kenaikan penjualan LNG okeh China terjadi akibat meningkatnya permintaan di Asia, terutama pasca gangguan ekspor gas Rusia ke Eropa akibat perang di Ukraina yang memicu ketidakstabilan harga dan menyempitnya pasokan secara global.
+ There are no comments
Add yours